Minggu, 14 Juni 2015

Psikologi Pendidikan "Prestasi Belajar"


A. Pengetian prestasi belajar

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan si pelaku belajar dalam usahanya untuk mengadakan perubahan berkat pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan pengalaman baru, konsep dan keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
Suharsini Arikunto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi dua, yaitu:
Sedangkan menurut Sumardi Suryabrata, ada empat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1.      Bahan atau alat yang dipelajari, menentukan proses belajar yang terjadi dan bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar materi tersampaikan dengan baik.
2.      Faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan alam seperti keadaan suhu dan kelembaban udara serta lingkungan social yaitu hubungan dengan guru, antar teman dan orang-orang terdekat.
3.      Faktor instrument dapat berwujud benda keras seperti gedung-gedung pratikum, dapat berwujud benda lunak seperti kurikulum, buku pedoman, dll.
4.      Kondisi individu belajar, faktor ini memegang peranan penting yang meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

C. Prestasi yang pernah diraih
Sewaktu sekolah saya sering mengikuti lomba dan sebagian hanyalah menjadi pengalaman bagi saya. Prestasi yang pernah saya raih sewaktu sekolah adalah prestasi dalam bidang non akademik. Seperti pada saat SMP kelas IX, saya pernah Juara 1 lomba PMR tingkat kabupaten dan pada saat SMK kelas XI, Juara Harapan 1 FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) Seni Gambang Kromong di Yogyakarta tingkat nasional. 

D. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia (Drama)
Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran drama ini dapat melalui role playing siswa bisa berperan  atau memainkan peranan dalam dramatisasi   masalah sosial, dapat menghayati peranan apa yang dimainkan  serta mampu menempatkan dalam situasi orang lain yang dikendaki guru.
Dalam metode Bermain Peran ini siswa dapat menunjukkan prestasi dan bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah, kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya, bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain, dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik, serta dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

Ada dua teknik yang dapat digunakan dalam mengembangkan alat penilaian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di antaranya: 
Berkaitan dengan cara menilai pelajaran Bahasa Indonesia, maka penilaian untuk materi drama pun demikian. Respon siswa dinilai berdasarkan bagaimana cara siswa itu memainkan peran dalam drama dan siswa pun mengevaluasi diri sendiri atas peran yang ia lakoni. Pembelajaran drama ini sangat meningkatkan prestasi siswa dan melatih kekreatifan siswa serta menguji mental para siswa dalam berperan.