A.
Anak
Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya.
Anak berkebutuhan Khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya.
Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dengan
karakterisktik khusus yang berbeda dengan anak pada umumya tanpa selalu
menunjukkan pada ketidakmampuannya mental, emosi atau fisik.
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus, mencakup anak-anak yang
kelainan fisik, mental emosional, maupun masalah akademik. Seperti anak yang
mengalami kelainan penglihatan (tunanetra), anak dengan kelainan pendengaran
dan bicara (tunarungu wicara), anak dengan kelainan perkembangan kemampuan
(tunagrahita), anak dengan kelainan kondisi fisik atau motoric (tunadaksa),
anak dengan kelainan perilaku, anak dengan kelainan autism, anak hiperaktif,
anak dengan kesulitan belajar, dan anak dengan kelainan perkembangan ganda.
Berikut contoh anak berkebutuhan khusus dengan kelainannya:
B.
Pendidikan
inklusi
Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya
untuk belajar.
Menurut Hildegun Olsen (Tarmansyah, 2007; 82) pendidikan inklusi
adalah sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik,
linguistic atau kondisi lainnya. Selanjutnya tujuan pendidikan inklusi menurut
Raschake dan Broson (Lay Kekeh Marthan, 2007: 189-190) terbagi menjadi 3 yakni
bagi anak berkebutuhan khusus, bagi pihak sekolah, bagi guru, dan bagi
masyarakat. Penjelasan lebih rinci mengenai tujuan bagi anak berkebutuhan
khusus, yaitu:
a.
Anak
akan merasa menjadi bagian dari masyarakat pada umumnya
b.
Anak
akan memperoleh bermacam-macam sumber untuk belajar dan bertumbuh
c.
Meningkatkan
harga diri anak
d.
Anak
memperoleh kesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan bersama teman
yang sebaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar